Jumat, 19 Desember 2014

Ekonomi Kreatif pada Batik



BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Ekonomi kreatif menempatankan dirinya pada kerajinan dan suatu karya dari hasil tangan masyarakat. Kerajinan merupakan hasil kreatifan masyarakat dalam memproduksi barang contonya seperti batik tenun atau kejaninan batik. Batik adalah lukisan yang diterapakan melalui kain. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing dalam motif gambar pada batik. Gambar pada batik memiliki maknanya yang berbeda. Batik sudah ada sejak jaman dulu. Batik juga merupakan ciri khas dari Indonesia. Batik tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga banyak yang mengenal di mancan negara. beberapa dari mereka suka menggunakan batik dari indonesia.
1.2       Rumusan Masalah
a.    Apa arti dari motif yang dimiliki tiap batik?
b.    Bagaimana proses pembuatan batik?

1.3       Manfaat Penulisan
a.    Mengetahui arti dari tiap motif batik
b.    Mengetahu proses pembuatan batik

1.4       Tujuan Penulisan
Penulisan ini dibuat agar pembaca dapat mengerti tentang batik, baik dari arti motif batik maupun proses pembuatan batik Indonesia dari awal pembuatan hingga menjadi kain batik khas Indonesia.

BAB II
ISI
2.1    Arti Motif Batik
·         MOTIF BATIK KAWUNG
Zat Pewarna             : Naphtol
Digunakan                : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif               : Geometris
Makna Filosofi          : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan
·         MOTIF BATIK PARANG KUSUMO
Zat Pewarna             : Naphtol
Digunakan               : Sebagai kain saat tukar cincin
Unsur Motif               : Parang, Mlinjon
Ciri Khas                   : Kerokan
Makna Filosofi          : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah
·         MOTIF BATIK TRUNTUM
Zat Pewarna             : Soga Alam
Digunakan                : Dipakai saat pernikahan
Ciri Khas                   : Kerokan
Makna Filosofi          : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.
·         MOTIF BATIK TAMBAL
Zat Pewarna             : Soga Alam
Digunakan               : Sebagai Kain Panjang
Unsur Motif               : Ceplok, Parang, Meru dll
Ciri Khas                   : Kerokan
Makna Filosofi          : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru
·         MOTIF BATIK PAMILUTO
Zat Warna                 : Soga Alam
Kegunaan                 : Sebagai kain panjang saat pertunangan
Unsur Motif               : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya
Filosofi                       : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut/tertarik.



2.2    Proses Pembuatan
·         Ngemplong
Tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.
·         Nyorek atau Memola
Proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori.
·         Membatik
Caranya menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai dari menggambar garis-garis di luar pola dan mengisi pola dengan berbagai macam bentuk. Di dalam proses mengisi pola terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik.
·         Nembok
Proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.
·         Medel
Proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.
·         Ngerok dan Mbirah
Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.
·         Mbironi
Menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
·         Menyoga
Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat tersebut.

·         Nglorol
Ini adalah tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih.
Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.

BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Batik adalah warisan kebudayaan dari Indonesia. Batik merupakan ciri khas dari Indonesia. Setiap batik memiliki arti dari motifnya. Setiap motif yang berada pada batik mewakili fungsi dan kegunaannya masing-masing. Saat ini batik sudah terkenal di mancan negara dan sudah menjadi nilai ekonomis.
3.2    Saran
          Batik yang sudah menjadi warisan turun temurun seharusnya terus dikembangkan. Saat ini batik menjadi ekonomi kreatif bagi Indonesia, batik sudah berkembang sampai mancan negara. Untuk itu bati seharusnya terus dikembangkan agar terus menjadi identitas bagi Indonesia dan ekonomi kreatif batik terus berkembang.

Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar