PEREKONOMIAN INDONESIA
KELOMPOK
ANGGUN SEFRIANY (21214261)
FAIZAL NAUVALDI (23214842)
KARINA HERDYANA (25214769)
1EB32
UNIVERSITAS GUNADARMA 2015-2016
Bonus
Demografi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Indonesia
diprediksi akan mendapat bonus di tahun 2020-2030. Bonus tersebut adalah Bonus
Demografi, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia
muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak.
Berdasarkan
paparan Surya Chandra, anggota DPR Komisi IX, dalam Seminar masalah
kependudukan di Indonesia di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bahwa
jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan mencapai 70
persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang tidak produktif (di
bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun ). Dilihat dari jumlahnya, penduduk usia
produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara nonproduktif hanya 60 juta.
Bonus
demografi ini tentu akan membawa dampak sosial – ekonomi. Salah satunya adalah
menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat penduduk produktif
yang menanggung penduduk nonproduktif (usia tua dan anak-anak) akan sangat
rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk produktif. Hal ini sejalan
dengan laporan PBB, yang menyatakan bahwa dibandingkan dengan negara Asia
lainnya, angka ketergantungan penduduk Indonesia akan terus turun sampai 2020.
1.2
Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang :
1.
Apa yang dimaksud dengan Bonus Demografi?
2.
Peluang dan ancaman seperti apa saja dari Bonus
Demografi?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memberikan, menambah wawasan mengenai Bonus
Demografi pada indonesia bagi penulis dan pembaca, sehingga lebih memahami,
mengetahui tentang pembahasan tersebut. Dan makalah ini dibuat untuk
menyelesaikan tugas dari mata kuliah Perekonomian Indonesia yaitu mata kuliah
Softskill.
BAB II
ISI
2.1 Apa itu Bonus Demografi?
Bonus Demografi memiliki berbagai pengertian yang
berbeda-beda, namun sebenarnya intinya mempunyai arti yang sama.
1. Menurut Achille Guillard
Demografi
dibagi menjadi dua kata yaitu :
·
Demos yang artinya rakyat atau penduduk
·
Grafien yang artinya menulis
Jadi bisa
disimpulkan bahwa Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai
rakyat atau penduduk. Istilah ini untuk pertama kalinya digunakan oleh Achille
Guillard dalam karangannya yang berjudul "Elements de Statistique Humaine
on Demographic Compares" pada tahun 1885.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI)
Bonus
Demografi sendiri dapat dibagi menjadi dua kalimat yaitu :
"Bonus" dan "Demografi"
·
Bonus iyalah "1. upah
tambahan di luar gaji atau upah sbg hadiah atau perangsang; gaji, upah ekstra
yg dibayarkan kpd karyawan; gratifikasi; insentif; 2. halaman
atau artikel tambahan (padadmajalah, koran)"
·
Demografi iyalah "ilmu tentang
susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk; ilmu yg memberikan uraian atau
gambaran statistik mengenai suatu bangsa dilihat dr sudut sosial politik; ilmu
kependudukan; -- bahasa penyelidikan tt pelbagai kelompok pemakai
bahasa dan variasi bahasa dl suatu masyarakat bahasa dng mempergunakan
statistik, dan penggolongannya berdasarkan faktor kelas sosial, agama, umur,
tempat, pendidikan, dan sebagainya".
3. Menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BkkbN)
Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati
suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang
usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya.
Jadi kesimpulan dari Bonus Demografi
adalah suatu wilayah atau negara yang memiliki jumlah penduduk usia
produktif (rentang usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia
Non-Produktif (rentang usia 64+). Dikatakan sebagai bonus karena ini
tidak terjadi secara terus menerus melainkan terjadinya hanya sekali dalam
beratus-ratus tahun. Bonus Demografi ini hanya berlangsung sekali dan
tidak bertahan lama.
Dari
pengertian di atas kita bisa sedikit membayangkan bonus demografi yang akan
dihadapi oleh bangsa Indonesia dan juga kita akan membayangkan ketenagakerjaan
yang ada di Indonesia. Dengan adanya bonus demografi yang diperkirakan
akan terjadi di Indonesia pada tahun 2035 di mana pada periode ini sangat
menjanjikan potensi tenaga kerja yang berkualitas karena banyak tenaga kerja
yang terlatih, dan untuk membuat itu berjalan dengan baik maka kita harus
mengasumsikan untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia agar nantinya juga
akan dapat membuat generasi-generasi penerus bangsa memiliki kualitas dan mampu
bersaing dengan negara-negara lain untuk mencapai kesejahtearaan bersama.
2.2 Peluang Dan Ancaman Bonus Demografi Bagi Indonesia
Bonus demografi ini juga akan membawa peluang yang
cukup menjanjikan bagi bangsa Indonesia. peluang tersebut antara lain sebagai
berikut :
- Indonesia
dapat menjadi negara yang maju
- Petumbuhan ekonomi di Indonesia
semakin baik dan meningkat
- Dapat meningkatkan daya saing
bangsa
- Jumlah pengaguran akan semakin
sedikit
-
Bertumbuhkembangnya pola pikir generasi muda yang kreatif dan inovatif
Tetapi juga terdapat ancaman dari bonus demografi itu
sendiri, yaitu :
- Banyaknya penduduk yang memiliki
tingkat pendidikan yang rendah
- Penganguran secara besar-besaran
- Produktivitas nasional menurun
- Generasi muda mudah terpengaruh
dengan budaya asing.
Pemerintah pun telah memberikan dan menetapkan empat
prasyarat dari bonus demografi itu sendiri yaitu :
1. Penduduk
harus berkualitas.
2. Terserap
dalam pasar kerja.
3. Meningkatkan
tabungan di tingkat rumah tangga.
4. Meningkatkan
perempuan yang masuk dalam pasar kerja.
2.3
Kekuatan dari Bonus Demografi
Banyak dan tingginya kualitas SDM disuatu negara akan
sangat mempengaruhi perkembangan dari negara tersebut Indonesia merupakan
negara yang memiliki SDM yang menunjangnya untuk menjadi negara yang maju,
contohnya pada negara Jepang adanya bonus demografi pada tahun 1950 membuat
Jepang melesat menjadi negara dengan kekuatan ekomoni ke-3 dunia pada
dekade 70-an, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Indonesia juga
sampai saat ini punya modal SDM yang sama dengan Jepang pada tahun 1950 bahkan
SDM di Indonesia bisa dikatakan akan lebih miningkat pesat hingga pada tahun
2035 namun yang menjadi masalah adalah banyak SDM ini tidak di imbangi dengan
kualitas dari sumber daya manusianya tersebut.
Namun
untuk meningkatkan kualitas dari SDM itu sendiri pemerintahpun telah memberikan
inisiatif antara lain adalah :
- Memberikan pelatihan dan keterampilan kepada masyarakat terhadap semua sektor
- Memberikan pendidikan formal secara gratis
- Memberikan tunjangan atau beasiswa bagi warga yang berprestasi atau berinovasi
- Meningkatkan standar pendidikan
- Memberikan pelatihan dan keterampilan kepada masyarakat terhadap semua sektor
- Memberikan pendidikan formal secara gratis
- Memberikan tunjangan atau beasiswa bagi warga yang berprestasi atau berinovasi
- Meningkatkan standar pendidikan
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
suatu
wilayah atau negara yang memiliki jumlah penduduk usia produktif (rentang usia
15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia Non-Produktif (rentang usia
64+). Dikatakan sebagai bonus karena ini tidak terjadi secara terus
menerus melainkan terjadinya hanya sekali dalam beratus-ratus tahun.
Bonus Demografi ini hanya berlangsung sekali dan tidak bertahan lama. Dan semakin tinggi jumlah panduduk usia produktif, seharusnya
menjadi sebuah potensi untuk pembangaunan suatu negara. Bahkan, menurut
para ilmuan, Indonesia dari tahun 2010 hingga 2035 kelak Indonesia sedang
menikmatimasa dimana periode bonus demografi berlangsung. Dan jika tidak
dimanfaatkan dengan baik maka itu akan sia-sia saja karena bonus demografi terjadi
tidak secara terus menerus melainkan terjadi hanya sekali dan beratus-ratus
tahun.
3.2
OPINI
Jadi
pendapat saya tentang Bonus demografi ini tentu akan membawa dampak sosial –
ekonomi. Salah satunya adalah menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu
tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk nonproduktif (usia tua dan
anak-anak) akan sangat rendah. Bahwa bonus demografi ini tentu akan membawa
dampak sosial – ekonomi.
Dalam hal
ini pemerintah harus mampu menjadi agent of development dengan
cara memperbaiki mutu modal manusia, mulai dari pendidikan, kesehatan,
kemampuan komunikasi, serta penguasaan teknologi. Solusi lainnya bisa dengan
memberikan keterampilan kepada tenaga kerja produktif sehingga pekerja tidak
hanya bergantung pada ketersediaan lapangan pekerjaan tapi mampu menciptakan
lapangan pekerjaan itu sendiri. Selain itu pemerintah juga harus mampu menjaga
ketersediaan lapangan pekerjaan, menjaga aset-aset Negara agar tidak banyak
dikuasai pihak asing yang pastinya akan merugikan dari sisi peluang kerja.
Bukan hanya pemerintah, masyarakat juga harus menjadi pendukung utama pembangunan
mutu manusia dengan cara menyadari pentingnya arti pendidikan, kesehatan dan
aspek-aspek yang dapat mengembangkan kualitas manusia itu sendiri.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar